Selasa, 19 Agustus 2008

Dugem itu bikin bolot



Sembilan dari 1o anak muda

mengalami gangguan pendengaran

setelah semalaman dugem.

WAHAI, para clubber. Jika malam ini anda berencana datang ke klub-klub malam langganan, cobalah untuk berpikir ulang. Tak Cuma bahaya merokok dan menenggak alkohol serta Narkoba yang mengintai anda. Ada bahaya laten jika anda berlama-lama dalam sebuah klub dengan musik yang berdentam keras : telinga anda bisa bolot alias tuli ! ini juga berlaku bagi para karyawan yang bekerja di klub malam.

Sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga Royal National Institute for Deaf People (RNID) asal inggris menemukan bahwa 90 persen partygoers usia muda mengalami gangguan pendengaran. Para responden yang mencapai 1.381 orang mengalami ketulian sementara sampai suara mendengung di telinga setelah menghabiskan waktu semalam suntuk di pub, klub malam, ataupun tempat pesta lain yang mengharuskan berteriak – teriak saat bercakap-cakap.

Sekitar seperempat responden mengaku musik di tempat-tempat hiburan malam itu terlalu riuh, sehingga sepertiganya merasa mengalami gangguan pendengaran yang cukup permanen. Menurut Chief Excekutive RNID, Inggris, Dr. John Low, penelitian mereka menunjukkan bahwa sebagian besar anak muda mengalami gangguan kerusakan pendengaran permanen tahap awal.

“Dan tidak tahu bagaimana mencegahnya”, ia menegaskan.

Pemerintah inggris sebetulnya telah mengeluarkan peraturan khusus untuk melindungi pekerja dan penikmat musik hingar-bingar dari gangguan kerusakan permanen. Aturan ini sedianya akan mulai diterapkan pada April tahun depan. Namun Low pesimistis dengan peraturan baru tersebut. “ Aturan ini tidaklah cukup untuk melindungi gangguan pendengaran yang akan dialami oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia entertainment”, ia menegaskan.

Meski demikian, kepala kampanye RNID, Emma Harrison, cukup optimis dengan peraturan baru tersebut. “Paparan suara dalam desibel tinggi jelas dapat merusak gangguan pendengaran seseorang. Saya yakin aturan untuk memberi batas maksimal suara 85 desibel pada industri entertainment mampu melindungi pekerja dan pelanggan,”ucapnya yakin. Sebelumnya, batas suara maksimal yang diperkenankan pemerintah inggris dalam dunia entertainment adalah 90 desibel.

Harrison juga memberi masukan pentingnya menggunakan penyumbat telinga untuk melindungi pendengaran karyawan. “ mereka terlindung dari paparan suara keras, tapi tetap dapat mendengar order dari pelanggan,”ujarnya. Usul ini, menurut Harrison, bukan upaya mengurangi kesenangan kerja, melainkan semata-mata demi keselamatan kerja.

Usul ini ditolak mentah-mentah oleh Mark Harstings dari Asosiasi Bir dan Pub Inggris.”Meminta pekreja kami menggunakan penyumbat telinga adalah usul yang tidak logis,” ia menegaskan. Hastings sendiri mengusulkan adanya ruangan khusus yang cukup sunyi sebagai tempat istirahat bagi karyawan.

Masih berani datang ke klub malam ?

Hati-hati, jangan sampai setelah keluar dari tempat tersebut, anda tetap geleng-geleng kepala. Bukan karena alunan musik, tapi karena anda tak mendengar apa yang dikatakan orang lain. Bisa-bisa Berabe bukan ??

LANGKAH JITU MENGHINDARI GANGGUAN PENDENGARAN ALA CHIEF EXCEKUTIVE RNID, Inggris, Dr. John Low, bagi para partygoers, musisi, DJ, dan para pekerja di dunia tersebut, antara lain :

1. Ambil istirahat lima menit setiap jam dari suara hingar – bingar. Kondisi ini memberu waktu istirahat bagi pendengaran anda.

2. Jauhi lokasi pengeras suara di Pub, Klub, ataupun Konser musik.

3. Ambil waktu istirahat secara teratur dari ruang dansa.

4. Gunakan penyumbat suara yang khusus digunakan di klub untuk mengurangi volume suara dan bukan kualitas suara.

KADAR SUARA:

Kamar sunyi di malam hari : 20 desibel

Pembicaraan sehari-hari : 60 desibel

Jalan Raya yang tengah sibuk : 70 desibel

Pesawat Lepas landas : 110 desibel

Peralatan musik pribadi : 105 desibel.

Tidak ada komentar: